إِنَّ اللَّهَ لا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلا الْفَاسِقِينَ
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik” (QS Al-Baqarah: 26).
Maha Suci Allah yang telah menciptakan makhluknya dengan segala manfaat dan kesempurnaannya. Untuk menjelaskan kebenaran dan hakikat yang luhur, dalam Al-Qur’an Allah kerap membuat perumpamaan dengan bermacam makhluk hidup, baik yang berukuran kecil maupun besar, baik yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang maupun membutuhkan alat bantu untuk melihatnya.
Dengan sebab perumpamaan yang Allah buat tersebut banyak orang yang disesatkan dan banyak pula yang diberi-Nya petunjuk. Bagi orang-orang kafir akan semakin menambah kekafirannya. Mereka mencibir ketika Allah mengambil perumpamaan berupa makhluk kecil yang dipandang remeh seperti nyamuk atau bahkan yang lebih kecil dari itu termasuk virus corona-19 ini.
Bagi orang-orang yang beriman semua ciptaan Allah tersebut menjadi media bertafakur dan berdzikir. Menjadi sarana untuk senantiasa mengingat Allah sehingga semakin menambah keimanannya, termasuk fenomena mewabahnya virus Corona (Covid-19) yang akhir-akhir ini membuat gempar masyarakat, mereka yakin bahwa itu adalah ciptaan Allah yang pasti memiliki peran yang tidak sia-sia dalam kehidupan ini. Firman-Nya:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka” (QS Ali Imran: 191)
Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari Fenomena merebaknya virus Corona-19 yang menelan jutaan korban di seluruh dunia itu, antara lain:
Pertama, tentang Kemaha Agungan Allah serta betapa lemah dan kecilnya manusia. Terbukti, hanya melalui virus yang Allah kirimkan ke muka bumi, seluruh lapisan masyarakat menjadi gempar dan sebagian besar dicekam kekhawatiran. Bagaimana mungkin manusia berhak sombong terhadap-Nya, sedangkan hanya menghadapi sebagian terkecil dari makhluknya saja mereka sudah kerepotan?
Kedua, tentang Kemaha Kuasaan Allah bahwa betapa sangat mudahnya bagi Allah untuk menjadikan ataupun membinasakan alam ini. Mewabahnya Covid-19 yang seakan menjadi hantu bagi seluruh manusia hakekatnya tak ubahnya seperti banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan jenis musibah lainnya. Kepanikan adanya Covid-19 sebenarnya karena takut akan datangnya kematian. Mencegah atau mengobati adalah kewajiban manusia dan menjadi wujud ikhtiarnya. Namun berhasil atau tidaknya adalah takdir yang Allah tetapkan. Karena sehat, sakit, bahkan kematian adalah kuasa Allah. Manusia tidak dapat mengelak dari apa yang Allah putuskan.
Ketiga, tentang kesadaran akan integrasi keilmuan. Segala jenis ilmu berasal dari satu sumber yakni Allah SWT. Maka tidak boleh ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Wabah Corona telah membuka kesadaran manusia adanya kebutuhan akan ilmu agama sebagai benteng keimanan, ilmu medis sebagai upaya untuk penanganan fisik, dan ilmu sosial untuk menjalin kerja sama yang solid dalam menghadapi musibah. Ketiganya tidak ada yang harus dinafikan, semua bisa bersinergi sebagai bagian dari ilmu-ilmu Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya.
Keempat, tentang pentingnya kesadaran akan hidup bersih. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk hidup bersih.
…وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih” (QS At-Taubah: 107).
Bahkan, dalam umumnya pelajaran fiqih, bab tentang kebesihan diletakkan di awal pembahasan, yakni bab thaharah (bersuci) dari najis dan hadats. Berwudhu minimal lima kali dalam sehari-semalam, bukan hanya sekadar praktik bersuci, juga merupakan ikhtiar terhindar dari segala kotoran, kuman, bakteri, virus, dan sejenisnya. Banyak para ilmuwan membuktikan pentingnya bersuci bagi kesehatan manusia.
Semoga fenomena wabah Virus Corona ini menjadikan kita semakin bertambah keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Dan semoga pula Allah SWT menganugerahkan kepada kita kesehatan dan keselamatan dari Virus Corona dan penyakit-penyakit lainnya. Amin Yaa Rabbal ‘Aallamiin…..